Thursday 3 November 2022

1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

 

CGP ANGKATAN 7 - NANA RUSDIANA, S.Pd - KAB. CIREBON


SEBELUM MEMPELAJARI KONSEP PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA

PEMBELAJARAN

Dalam melakukan pembelajaran di kelas, saya mengalami kesulitan dalam mendesain pembelajaran yang berpusat pada anak. Saya masih sering memberikan materi materi demi menuntaskan target materi yang harus diselesaikan tanpa memperhatikan perasaan siswa, kemampuan dan bakatnya. Selain itu, saya juga mengharuskan semua siswa untuk mencapai nilai KKM yang sudah ditentukan.

Saya jarang sekali melakukan refleksi diri terkait pembelajaran yang sudah saya lakukan di kelas, sehingga sejauh mana keberhasilan pembelajaran tidak terlalu saya fahami.

Saya masih berfikir bahwa hasil akhir (nilai) adalah segalanya. Sehingga muncul persepsi bahwa anak yang nilainya tinggi adalah anak yang cerdas, dan anak yang nilainya rendah adalah anak yang kurang cerdas. Hal ini membuat anak tertekan karena mereka harus mencapai nilai akhir yang diatas KKM dan ini membuat anak menjadi stres dan tidak bersemangat.

Kurangnya kedekatan emosional dengan siswa mengakibatkan kurang terbangunnya karakter yang mumpuni pada diri anak. Dalam penegakan kedisiplinan di kelas, saya masih menerapkan ancaman dan hukuman sehingga ini menambah beban siswa dalam kegiatan bersekolah.

Setelah mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 ini, saya banyak belajar tentang bagaimana konsep mendidik dan mengajar siswa dengan bijaksana sesuai dengan Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Secara garis besar ada tiga hal yang akan saya jelaskan, yaitu:

1. Pendidikan sesuai dengan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Saya semakin memahami bahwa anak mempunyai keunikannya tersendiri. Mereka mempunya karakteristik, bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, juga mereka (anak-anak) mempunyai kekurangannya sendiri. Namun saya yakin dengan memberikan kepercayaan, bimbingan dan arahan serta mengeksplorasi apa yang ada pada diri anak dengan maksimal sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya, maka akan memunculkan potensi yang hebat.

2.  Pendidikan Memerdekakan

Pendidikan yang memerdekakan membuat siswa belajar tanpa tekanan sesuai dengan karakteristik dan kemampuan anak. Mereka mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda, seperti audio, visual, audio visual, sampai dengan kinestetik. Tugas guru adalah mendesai pembelajaran yang bisa mengakomodasi gaya anak yang berbeda-beda.

Strategi yang saya lakukan adalah mengidentifikasi karakter siswa, hambatan, kemajuan, dan tingkat perkembangan siswa dalam pembelajaran. Setelah itu, melakukan pembelajaran dengan berbagai macam metode pariatif, efektif dan menyenangkan agar siswa senang dan antusias mengikuti pembelajaran.

3. Pendidikan Menuntun

Sebagai pendidik, saya menyadari kalau guru tidak bisa memaksakan kehendak terhadap siswa. Memberikan berbagai materi pelajaran kepada siswa tanpa memperhatikan kemampuan dan bakat dapat membuat mereka tertekan. Guru harus mampu menuntun siswa sesuai bakat, minat dan kemampuannya. Oleh sebab itu saya berusaha menciptakan pembelajaran yang mereka butuhkan sesuai dengan tingkat perkembangan sosial emosional mereka. 

Guru sebagai role model yang akan selalu dilihat dan ditiru oleh siswa, baik dari sikap, perkataan, perbuatan dan gerak geriknya. Maka saya harus menjadi model yang baik yang bisa memberi nilai positif kepada anak, harus menjadi teladan yang baik bagi siswa dalam penanaman budi pekerti, serta menjadi pendidik yang Ing Ngarso Suntulodho, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.


PENERAPAN UNTUK MEWUJUDKAN FILOSOFI PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA

  1. Berusaha menjadi tauladan yang baik bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Melakukan pembiasaan pendidikan karakter yang berkelanjutan.
  3. Merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menyenangkan.
  4. Melakukan pendekatan secara emosional kepada siswa dengan saling curhat dan bercerita secara personal.
  5. Mengenali karakter dan latar belakang siswa dengan menjalin komunikasi dengan orang tua siswa.
  6. Memfasilitasi siswa dalam mengembangkan potensi dan kreatifitas sesuai bakat dan minat siswa.

MARI TERUS BERGERAK UNTUK MEMAJUKAN PENDIDIKAN INDONESIA MENUJU KEMAJUAN YANG BERPROFILKAN PANCASILA

Wassalamu'alaikum WR. WB.